9 Jenis Pedang Jepang yang Digunakan Para Samurai

By | Agustus 4, 2020

Sering kali kita menyebut pedang Jepang dengan Samurai. Namun hal ini kurang tepat, samurai berarti “aristokrat Jepang dari golongan ksatria (prajurit).” Sementara pedangnya sendiri disebut pedang Samurai.

Sebenarnya pedang samurai terdiri dari berbagai jenis menurut bentuk dan sejarahnya. Kebanyakan netizen mengatakan bahwa pedang milik samurai itu adalah Katana. Apakah benar demikian? Belum tentu. Yuk kita pelajari jenis-jenis pedang Jepang.

CHOKUTO dan TSURUGI

Keduanya pedang ini merupakan pedang Jepang yang paling kuno. Diadaptasi dari pedang ala China Kuno sebelum abad ke 9, keduanya merupakan pedang lurus panjang yang memiliki gagang relatif pendek. Selain itu ada logo di hulu pedangnya, sebagai penanda kepada siapa mereka tunduk.

Keduanya dibuat tanpa metode melipat dan pengerasan diferensial, sehingga dianggap kurang kuat saat dipakai bertarung. Beda antara kedua pedang itu adalah bagian yang dipertajam. Chokuto adalah pedang lurus dengan satu sisi tajam, sementara Tsurugi kedua sisinya tajam.

Tsurugi lebih dikenal banyak orang daripada Chokuto. Hal ini dikarenakan ada senjata Tsurugi yang terkenal di legenda Jepang bernama Kusanagi. Pedang ini ditemukan di kepala ular raksasa oleh Susanoo. Pedang ini akhirnya digunakan oleh banyak penerus kerajaan Yamato di Jepang.

TACHI

Tachi merupakan pedang yang sudah dipakai oleh feudal Jepang sejak abad 9 hingga 15. Tachi berarti pedang panjang, yang panjangnya beragam mulai dari 2,2 meter hingga 3,7 meter. Pedang ini berbentuk melengkung, dan biasanya dibawa di bagian bawah punggung penggunanya.

Berbeda dengan Katana, Tachi biasanya digantungkan di belakang dengan ujung pedang kebawah. Hal ini mengoptimalkan para ksatria penunggang kuda dalam menggunakannya. Pedang ini masih diproduksi hingga abad ke 19. Meski beberapa pengguna pedang lebih memilih Katana. Beberapa pengguna Tachi juga bisa memotong pedangnya untuk dijadikan Katana.

KODACHI

Kodachi merupakan tachi yang berukuran pendek, bahkan ukurannya kurang dari 60 cm. Kodachi merupakan pedang yang ukurannya tetap, dan disandingkan dengan tachi. Banyak ahli pedang mengatakan, bahwa Kodachi sebenarnya lebih pantas disebut belati daripada pedang. Meski ukurannya pendek, pedang ini dipakai sebagai senjata utama bukan sebagai senjata kedua (pengganti).

ODACHI

Tachi yang berukuran sangat panjang, mirip dengan miao dao dari China Kuno atau Claymore dari Eropa. Pedang ini memiliki panjang 90 cm (3 shaku), yang tentu saja sangat berat untuk digunakan dalam menyerang. Odachi biasanya digunakan untuk menyerang bagian bawah musuh. Pedang Jepang ini juga digunakan dalam menyerang pasukan berkuda, dengan memotong kaki kuda musuh.

KATANA

Katana merupakan pedang Jepang yang bentuknya melengkung. Panjangnya lebih dari 60 cm, biasanya kurang dari 80 cm. Pedang ini memiliki sarung pedang yang biasanya bisa diikat di sabuk Obi, di bagian pinggang penggunanya. Katana juga memiliki pegangan pedang yang cukup panjang, sehingga dapat dipegang dua tangan.

Pedang ini menjadi ukuran standard saat ini. Katana sendiri merupakan penyempurnaan dari Tachi, yang semula lebih panjang. Pedang ini pertama kali diproduksi pada abad ke 15. Berbagai ahli pedang dari barat mengatakan, bahwa Katana merupakan pedang terbaik dari militer Jepang.

Katana merupakan pedang paling dikenal oleh banyak orang. Seperti Tsurugi, ada legenda yang membuat Katana menjadi terkenal. Pedang Murasama dan Masamune adalah dua pedang Katana yang paling dikenal sepanjang masa. Murasama sendiri dianggap sebagai “Katana Terkutuk,” yang hingga kini dianggap haus darah.

KATATE-UCHI

Pedang Jepang ini memiliki kemiripan dengan Katana, dan mulai diproduksi sejak abad ke 16. Berbeda dengan Katana, pedang ini memiliki desain yang hanya cocok digunakan untuk satu tangan saja. Selain pegangannya yang relatif lebih pendek, pedang ini juga lebih ringan. Sementara dalam teknik dan material pembuatannya masih sama.

Para Samurai biasanya menggunakan dua Katate-uchi dalam berperang (dual weilding). Jadi mereka menciptakan gaya serangan yang unik. Sebenarnya Katate-uchi juga bisa digunakan bersama dengan perisai. Namun para samurai tidak menggunakan perisai dalam berperang.

WAKIZASHI

Pedang ini juga merupakan senjata yang dipakai juga oleh para Samurai dalam feudal Jepang. Walau dianggap mirip dengan Katana, akan tetapi keduanya memiliki perbedaan. Perbedaan yang paling mencolok adalah panjang pedangnya. Wakizashi hanya memiliki panjang 30 sampai 60 cm saja. Sementara Katana paling pendek sepanjang 60 cm. Sementara cara pembuatannya pun berbeda.

Wakizashi bukan merupakan pedang utama bagi para Samurai. Pedang ini biasanya dipakai bersama dengan Katana. Ketika dipakai bersama, gaya berperang mereka disebut daisho (besar dan kecil). Katana dianggap si besar dan Wakizashi dianggap di kecil.

Wakizashi memiliki bilah pedang lebih tipis dari Katana sehingga lebih mematikan. Ketika memasuki istana, para Samurai memang harus menanggalkan Katana mereka. Namun mereka masih diperbolehkan untuk membawa Wakizashi untuk menjaga diri.

NAGAMAKI

Pedang ini memiliki pegangan pedang yang amat panjang. Namun pegangan pedangnya tidak sepanjang tombak. Biasanya Nagamatik digunakan oleh prajurit Jepang untuk kepentingan tertentu, bukan untuk bertarung satu lawan satu. Pedang ini sangat efektif untuk memberikan sapuan besar atau memberikan tebasan mengiris.

Nagamaki sangat cocok digunakan untuk melawan pasukan berkuda. Meskipun kegunaannya mirip dengan Odachi, pedang jenis ini akan lebih kuat dipegang. Mungkin nama Nagamaki jarang didengar oleh kalayak umum, akan tetapi sebenarnya banyal legenda Jepang yang menggunakan senjata ini, loh!

Di Jepang, ada sosok yang dijuluki Dewa Perang yaitu Uesugi Kenshin pada era Sengoku. Selain dikenal teknik bertempurnya, ia adalah seorang kepala jenderal yang memimpin pasukan spesial yang berbahaya. Bahkan ia sering memenangkan pertempuran. Menariknya, semua prajuritnya menggunakan Nagamaki.

Selain Uesugi Kenshin, daimyo Jepang yang terkenal akan ambisinya yaitu Oda Nobunaga, juga dianggap menyukai Nagamaki. Para prajuritnya juga dilengkapi dengan Nagamaki, karena dianggap paling efisian dalam berperang. Hal ini diklaim oleh Arai Hakuseki, ahli sejarah Jepang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *